Dalam setiap krisis, selalu ada kesempatan, bahkan dalam kasus wabah COVID-19 yang telah menginfeksi lebih dari 250.000 orang dan mengambil setidaknya puluhan ribu nyawa sejauh ini. Di antara beberapa langkah yang dikeluarkan oleh pemerintah di seluruh dunia untuk menghentikan penyebaran virus, yang terbaik bekerja dari rumah sebagai bentuk terbaik dari jarak sosial.
Tidak hanya itu kesempatan besar untuk meminimalkan kontak dengan orang-orang secara fisik, tetapi juga waktu yang tepat untuk meminimalkan kontak dengan media sosial. Alih-alih membungkuk di atas smartphone Anda dan merasa putus asa dan paranoid dengan banjir berita tentang wabah, kita bisa berpaling dari itu dan fokus pada diri kita dan kehidupan kita.
Anda bisa mendekripsi rumah Anda, belajar hal baru dengan serius, memulai rutinitas baru, atau datang dengan proyek baru. Tapi pada saat krisis, tidak ada yang lebih penting daripada menguatkan diri secara mental untuk situasi ini. Pentingnya meditasi tidak dapat ditekankan cukup terutama ketika dunia berada dalam kekacauan.
Ada dua jenis meditasi: Anapanasati (konsentrasi) dan meditasi Vipassana (kesadaran).
Bagaimana memulai, belajar dari Vipassana Meditasi Master Acharavadea Wongsakon.
Konsentrasi adalah ketika pikiran berfokus pada satu emosi statis. Dengan kata lain, kita memperhatikan sepenuhnya hal tertentu agar pikiran. Sangat sulit untuk berhasil dalam segala hal ketika kita memiliki pikiran yang rentan dan tidak stabil. Keadaan pikiran seperti itu membuat kita dengan mudah menyerah pada rintangan dan tidak memiliki kedamaian batin.
Manfaat Latihan Meditasi
Praktek konsentrasi akan membantu pikiran kita menjadi lebih kuat dan lebih stabil. Selain itu, hasilnya juga bisa membantu kita untuk menjadi lebih pintar dan memiliki memori yang lebih tajam.
Praktek konsentrasi tidak hanya ada dalam agama Buddha, tetapi juga dalam agama lain. Setiap agama memiliki teknik konsentrasi sendiri, tetapi teknik konsentrasi Buddha adalah perhatian pada pernapasan yang disebut “Meditasi Anapanasati”. Dalam teknik ini, kita memusatkan perhatian kita pada pernapasan kita sendiri dengan memperbaiki pikiran ke lubang hidung tanpa meneriakkan Mantras apapun. Nafas akan menjadi alat untuk menciptakan ketenangan pikiran, bukan untuk menganalisis dan mengikuti pikiran yang mengambang selama meditasi. Kita hanya melatih pikiran kita untuk tetap pada satu titik statis seperti nafas. Tampaknya sulit untuk berlatih di awal tapi pada akhirnya memberikan banyak manfaat.
Sepanjang sejarah, jarak sosial dan tinggal di rumah telah terbukti menyelamatkan jutaan nyawa selama pandemi. Jadi kenapa kau tidak mengubah krisis menjadi kesempatan untuk menyelamatkan jiwamu juga? Kejelasan mental dan fokus yang dibudidayakan melalui meditasi akan membantu Anda melihat melalui semua rintangan dalam hidup bahkan dalam situasi hidup dan mati seperti apa yang kita hadapi sekarang.
Mengetahui Yayasan Buddha
www.knowingbuddha.org